Minggu, 23 Mei 2010


Antara Komitmen dan Jati diri?

Di Indonesia, mungkin tidak ada
pria yang menganggap dirinya antikomitmen.
Kalau pun ada, jumlahnya tidak banyak. Yang
terjadi sebenarnya juga bukan antikomitmen,
melainkan hanya menunda pernikahan. Apa yang
menyebabkan si dia tak juga membicarakan
rencana pernikahan dengan Anda, cari tahu
alasannya di bawah ini:

Si dia masih ingin flirting around
Begitu pria memutuskan menikah, tentunya ia
akan kehilangan kesempatan flirting atau
mengencani wanita lain. Kebanyakan dari mereka
berusaha mempertahankan kesempatan ini
selama mungkin, khususnya ketika mereka tidak
yakin apa yang mereka cari dari diri wanita.
Wanita lebih cepat matang daripada pria
Tentu, hal ini tidak berlaku untuk semua orang.
Namun pada umumnya, "mengikat diri" sama
artinya dengan "menjadi dewasa" bagi sebagian
pria. Hal inilah yang ditakuti kaum pria, karena
menjadi dewasa menuntut tanggung jawab lebih
besar. Karena itu mereka ingin menunda proses
menjadi dewasa itu selama mungkin.

Ada wanita lain di hatinya
Sulit bagi pria untuk terikat dengan satu wanita,
jika pikirannya tertuju pada wanita lain. Tetapi hal
ini tidak sulit dibayangkan, kok. Coba kalau Anda
sendiri yang mengalaminya. Anda diminta
menerima cinta seorang pria, padahal Anda
tertarik dengan pria yang lain?

Ia memiliki prioritas yang lain
Entah karena memikirkan biaya pendidikan adik
yang harus ditanggung, karier, hobi, atau apa
pun, pria bisa memilih untuk menangguhkan dulu
rencananya untuk menikah. Pria cenderung akan
berkomitmen pada hal-hal lain yang lebih
menuntut perhatiannya, dan memilih berusaha
mengatasi persoalan cinta semampunya.

Ia kurang nyaman dengan kedekatan
Anda tak akan tahu apa yang menyebabkannya
sulit berdekatan dengan wanita, kecuali Anda
sudah begitu mengenalnya. Mungkin ia memiliki
pengalaman buruk dengan mantan kekasihnya,
atau menjadi anak korban perceraian, sehingga ia
bersikap ekstra hati-hati dengan ikatan pernikahan.
Rasa sakit yang masih ada dalam hatinya dapat
membuatnya enggan berkomitmen dengan
wanita.

Khawatir perkawinan tidak akan berhasil
Mengikat diri dengan orang lain tentu melibatkan
risiko. Kedua belah pihak harus mau berkorban
demi pasangannya, yang tentu saja
menghabiskan energi. Bagi sebagian orang,
perkawinan tidak layak dijalani, kecuali ada
jaminan 100 persen akan berhasil untuk semua
orang. Memang, kita tak bisa memastikan apakah
jaminan itu betul-betul tidak mungkin diperoleh,
namun sesuatu yang belum pasti inilah yang
membuat pria mundur.

Ia memiliki banyak aktivitas
Rekan Kompas.com, seorang pria menikah,
mengatakan bahwa pria umumnya tak akan
merasa khawatir dengan predikat lajang pada
dirinya, bila ia memiliki banyak kegiatan yang
membuatnya sibuk. Pada akhirnya semua pria
tentu ingin berkomitmen, namun selagi ia masih
bisa memuaskan hobi mahalnya, atau bergaul
dengan sebanyak mungkin manusia, kesempatan
itu akan ia manfaatkan sebaik-baiknya.
Ia hanya melakukannya untuk seks

Ada sebagian pria yang memilih melajang karena
ingin menaklukkan wanita. Mereka ingin
meruntuhkan hati seorang wanita yang terkenal
sulit dikejar, wanita yang lebih tua darinya, wanita
lajang yang populer, dan lain sebagainya. Hati-
hati, jika Anda merasakan sesuatu yang tidak sreg
saat berdua dengannya, lebih baik tak usah
diteruskan. Jangan sampai Anda hanya menjadi
salah satu korbannya.

Si dia masih egois
Mengikat diri dengan satu wanita saja tentu
membuatnya harus mengorbankan
kepentingannya, waktu dan energinya untuk
orang lain. Anda harus menghadiri pertemuan
dengan orang-orang yang tak Anda kenal,
sementara Anda masih ingin leyeh-leyeh sambil
nonton bola di televisi. Coba, dimana letak
kesenangan hidup berkomitmen bila hal ini yang
harus selalu dihadapi? Suatu saat, si dia tentu tak
akan seegois itu lagi, tetapi yang jelas bukan
sekarang waktunya.

Dia enggak suka-suka amat dengan Anda
Ia mungkin menganggap Anda orang yang
menyenangkan untuk diajak bersenang-senang,
namun belum tentu Anda adalah sosok yang
diinginkannya untuk hidup bersama selamanya.
Anda mungkin akan sulit memahaminya, tetapi
bila Anda berpikir sangat sederhana –he’s just not
that into you- Anda tentu bisa segera
melupakannya. Ayolah, untuk apa sih
mengharapkan pria yang tidak menginginkan
Anda?

Anda terlalu mendesaknya untuk segera
menikah
Jika ingin dia berkomitmen, biarkan dia
menemukan momen itu sendiri. Justru bila Anda
selalu saja melontarkan topik “kapan kita
menikah?”, dia bisa terganggu dengan segala ide
tentang menikah itu sendiri. Lagipula, Anda tentu tidak ingin si dia menikahi Anda karena terpaksa, bukan? Pikirkan bila hal ini terjadi pada Anda.
Kombinasi dari berbagai alasan di atas bisa menyebabkan seorang pria bertahan untuk menunda pernikahan. Bila Anda bersabar menunggu waktu yang tepat, bukan tak mungkin ia sendiri yang tak sabar untuk menikahi Anda.

Jika yang terjadi kemudian si dia malah nyaman dengan status pacaran tersebut selamanya, berarti dia memang bukan untuk anda

Jadi di posisi mana pasangan anda?

0 komentar:

Posting Komentar